Prinsip-prinsip Geografi dan Contohnya dalam Kehidupan Kita
1. Prinsip Distribusi
Terjadi akibat persebaran gejala-gejala geosfer yang ada di permukaan bumi menyangkut kondisi fisik dan sosial, maka distribusi tiap satu tempat dan tempat lainnya berbeda. Jika kita memerhatikan persebaran gejala-gejala geografi di permukaan bumi maka bisa dijabarkan masalah-masalah apa yang terjadi. Bahkan, juga bisa memprediksi keadaan di masa yang akan datang. Prinsip distribusi menjadi kunci pertama dalam studi geografi. Hingga selanjutnya dapat ditetapkan prinsip-prinsip yang lain.
Sebagai contoh, persebaran kandungan minyak bumi dan gas di wilayah Indonesia tidaklah merata, lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan di wilayah Indonesia bagian timur lebih banyak mengandung bahan mineral.
2. Prinsip interelasi
Menyatakan bahwa terdapat hubungan antara gejala geografi yang satu dengan gejala geografi yang lain di muka bumi. Tentu saja hal ini dilihat setelah meneliti persebaran gejala geografi dalam satu wilayah tertentu. Prinsip interelasi dapat mengungkapkan hubungan antara gejala fisik dengan gejala fisik, antara gejala fisik dengan gejala sosial, dan antara gejala sosial dengan gejala sosial. Hasil dari interelasi tersebut dapat menggambarkan karakteristik geografi dari suatu wilayah.
Penebangan hutan untuk pembukaan lahan, salah satu bentuk prinsip interrelasi. (Sumber: youtube.com)
Sebagai contoh, usaha pembukaan lahan di hutan untuk keperluan area pertambangan akan menyebabkan terjadinya penebangan hutan dan berubahnya ekosistem satwa dan tumbuhan di area hutan tersebut.
3. Prinsip Deskripsi
Intinya memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang karakteristik yang spesifik pada gejala geografi (dimensi titik, garis, bidang, dan ruang). Prinsip deskripsi tidak hanya dilakukan dengan penjelasan (uraian) dan peta, melainkan juga menggunakan diagram, grafik, maupun tabel. Nantinya akan digunakan untuk menjelaskan karakteristik gejala geografi yang dipelajari, hubungan antargejala, dan distribusi keruangannya.
(Sumber: ilmusosial.info)
Cara melakukannya dimulai dari pengumpulan data, klasifikasi data, pemetaan, deskripsi tiap satuan pemetaan. Jadi, deskripsi baru dapat dibuat setelah dilakukan pemetaan tentang kajian geografi yang dimaksud.
4. Prinsip Korologi
Terbiasa melihat permasalahan geografi dari sudut pandang persebaran, interelasi, dan interaksinya dalam suatu wilayah (region) tertentu. Hingga menunjukkan karakteristik kesatuan gejala geografi, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk. Misal kita melihat definisi bumi, tidak hanya meliputi bagian luar dari kerak bumi tetapi mencakup pula lapisan atmosfer yang mengelilinginya, termasuk air yang ada di bumi, baik air yang ada di permukaan bumi maupun air tanah, serta makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Bumi dan segala isinya dilihat dari prinsip korologi (Sumber: IDN Times)
Nah, secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa dalam mengkaji gejala geografi pada suatu wilayah baik sempit maupun luas harus ditunjukkan mengenai persebaran gejala geografi, interelasi antargejala, deskripsi masing-masing gejala dan hubungan keruangannya.
3 Macam Pendekatan Geografi Beserta Contohnya | Penjelasan Lengkap
Pendekatan geografi adalah langkah dan metode khusus untuk melakukan analisa dan memahami bermacam-macam gejala serta fenomena geosfer, terutama pada interaksi antara makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Macam-macam pendekatan yang digunakan dalam ilmu geografi juga didasarkan pada prinsip geografi yang meliputi; prinsip distribusi, prinsip deskripsi, dan prinsip korogi.
Macam Pendekatan Geografi
Ada 3 pendekatan geografi yaitu pendekatan keruangan (spasial), pendekatan lingkungan (ekologi), dan pendekatan wilayah (regional). Di bawah ini ada penjelasan tentang pendekatan geografi dan contohnya.
1. Pendekatan Spasial (Keruangan)
Pendekatan Spasial (Keruangan) merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek keruangannya. Dalam pendekatan ini, peneliti akana mengkaji kesamaan atau perbedaan suatu fenomena geosfer lewat aspek ruangan. Aspek-aspek ruang dalam spasial geografi meliputi; faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakat.
Peneliti juga harus memperhatikan distribusi/persebaran, interelasi, dan interaksinya. Tercapainya manfaat bagi manusia dalam aspek hidrologi, pedologi, dan klimatologi merupakan harapan dari keterkaitan pendekatan spasial geografi ini.
Contoh pendekatan keruangan : misalnya sebidang iya tanah berharga mahal, karena tanahnya bersifat subur dan terletak di tempat strategis.
2. Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan yang didasarkan pada prinsip ilmu biologi yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk hidup dan lingkungannya. Untuk mengkaji fenomena geosfer dengan memperhatikan interaksi antara organisme dengan lingkungannya adalah tujuan dilakukannya pendekatan ekologi ini.
Aspek yang diteliti dalam pendekatan lingkungan antara lain adalah interaksi komponen fisikal (alamiah) dan non fisik (sosial) dengan berfokus pada prilaku organisme dan perubahan fenomena lingkungan yang terjadi secara mandiri tanpa keterkaitan.
Contoh pendekatan ekologi ini dapat dilihat pada fenomena banjir di suatu daerah. Hasil dari pendekatan ekologi melalui beberapa tahapan dapat ditemukan sosusi atas banjir tersebut.
3. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Pendekatan regional atau analisis kompleks wilayah dilakukan dengan membandingkan berbagai kawasan di muka bumi, dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan secara komprehensif. Secara umum pendekatan ini merupakan gabungan antara pendekatan spasial dan pendekatan ekologi. Analisis ini menekankan adanya diferensial areal atau perbedaan karakteristik pada tiap-tiap wilayah di bumi.
Hal ini kemudian mendorong adanya interaksi antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Nantinya hasil pendekatan studi wilayah akan tertuang menjadi peta dan dipelajari melalui disiplin ilmu kartologi.
Contoh pendekatan regional adalah dalam membangun rumah atau bangunan harus dilihat dari karakteristik wilayahnya.
Misalkan membangun rumah di daerah rawan banjir atau dekat pantai, maka fondasi akan lebih ditinggikan untuk mengantisipasi banjir atau pasang air laut.
GEJALA GEOGRAFI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Gejala-gejala geografi yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari tercermin dalam berbagai hal, antara lain dalam persebaran pemukiman, persebaran pusat-pusat aktivitas penduduk (sekolah, rumah, pasar, dan industri), peristiwa alam, seperti banjir, gempa, letusan gunungapi, cuaca, atau iklim.
Peristiwa-peristiwa alam di dalam geosfer banyak yang berkaitan dengan kehidupan manusia baik yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
1. Gejala pada Atmosfer
Gejala-gejala yang terjadi di atmosfer, seperti terjadinya perubahan musim dapat berpengaruh antara lain sebagai berikut.
a. Pada musim penghujan para petani mulai menggarap lahannya (sawah tadah hujan).
b. Jenis pakaian yang digunakan penduduk, seperti di daerah beriklim dingin, pakaian yang digunakan pada umumnya tebal-tebal.
2. Gejala pada Hidrosfer
Gejala-gejala yang terjadi di hidrosfer antara lain sebagai berikut.
a. Besar kecilnya air limpasan di permukaan bumi, selain dipengaruhi oleh besar dan lamanya hujan juga dipengaruhi penggunaan lahan oleh manusia. Apabila perbukitan yang seharusnya dijadikan tempat peresapan air (catchment area) dijadikan areal permukiman atau kegiatan pertanian yang tidak memperhatikan pelestariannya maka air limpasan (run off) jumlahnya semakin banyak.
b. Besar kecilnya cadangan air tanah dipengaruhi oleh banyak sedikitnya peresapan air ke dalam tanah. Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis batuan dan vegetasi penutup lahan. Cadangan air tanah juga dipengaruhi cara manusia yang memanfaatkannya. Jika manusia memanfaatkan air tanah secara boros, ketersediaannyapun akan cepat habis.
3. Gejala pada Litosfer.
Gejala-gejala yang terjadi di litosfer antara lain sebagai berikut.
a. Untuk mengurangi tingkat erosi, pemanfaatan lahan di daerah miring dilakukan dengan membuat sengkedan (terrasering).
b. Untuk menghindari penurunan daya dukung lahan, maka pemanfaatan lahan harus memerhatikan daya dukung atau kemampuan lahannya.
4. Gejala pada Biosfer
Keragaman flora dan fauna menyebabkan keanekaragaman konsumsi bahan pangan. Pada daerah penghasil padi mayoritas penduduk mengonsumsi nasi dari beras. Pada daerah penghasil gandum menggunakan terigu sebagai bahan untuk membuat makanannya. Keberadaan hewan juga demikian misalnya orang Thailand menggunakan gajah untuk membantu pekerjaannya, sedangkan di Indonesia penduduk memanfaatkan kuda, sapi, dan kerbau. Hal ini disebabkan karena faktor keberadaan dari hewan-hewan tersebut.
5. Gejala pada Antroposfer
Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini mengakibatkan interaksi penduduk yang berbeda. Penduduk memiliki keahlian yang berbeda-beda sehingga terjadi adanya saling membutuhkan. Penduduk juga menempati tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan sumber dayanya. Hal ini menyebabkan kehidupanpun beragam karena dalam pemanfaatan alam yang berbeda perlu pengolahan dan alat yang berbeda pula.
0 Post a Comment:
Posting Komentar